Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), membagikan kisah menarik saat dirinya diminta oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memberikan pidato di Universitas Pertahanan (Unhan). Permintaan itu ia terima dengan penuh rasa hormat, meski awalnya ia merasa ragu.
“Pak Prabowo meminta saya untuk menyampaikan pandangan tentang geopolitik dan pertahanan. Saya tidak bisa menolak karena ini menyangkut kepentingan bangsa,” ujar SBY dalam pidatonya di hadapan sivitas akademika Unhan.
SBY mengaku, meski sudah tidak aktif di pemerintahan, ia tetap mengikuti perkembangan isu global dan keamanan nasional. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan pandangannya tentang tantangan Indonesia di tengah dinamika geopolitik dunia yang terus berubah.
“Posisi Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara menuntut kita selalu siap secara diplomatik dan militer,” tegasnya link medusa88. Ia juga menyoroti pentingnya diplomasi pertahanan, kerja sama regional, serta pembangunan kekuatan nasional yang berimbang.
SBY menyampaikan apresiasinya terhadap peran Unhan dalam mencetak pemikir strategis dan pemimpin masa depan di bidang pertahanan. Ia mendorong mahasiswa Unhan agar terus belajar dan berani menghadapi tantangan global.
“Jangan takut berkompetisi di dunia internasional. Kita bangsa besar, kita mampu,” pesannya dengan semangat.
Momen ini memperlihatkan hubungan saling menghormati antara dua tokoh militer dan politik Indonesia, serta komitmen mereka dalam membangun ketahanan nasional. Kehadiran SBY di Unhan pun mendapat sambutan hangat dan antusias dari para peserta.